fbpx

On Clinic Menjaga Privasi & Kerahasiaan Pasien

On Clinic Menjaga Privasi & Kerahasiaan Pasien

Klinik kesehatan seksual untuk laki-laki dewasa, On Clinic selalu tampak sepi. Bukan karena tidak laku, tapi semua yang datang memang ‘disembunyikan’ supaya sesama pengunjung tidak bisa saling lihat, sehingga privasi tetap terjaga.

Tempat ‘persembunyian’ itu berupa bilik-bilik kecil dengan fasilitas 2 kursi, 1 meja kecil dan lampu penerangan yang agak redup. Salah satu kursinya berupa kursi rebah, sehingga mirip seperti ruang konsultasi kejiwaan apalagi di setiap bilik selalu diputarkan musik-musik instrumental yang memberikan efek relaksasi.

Saat wartawan detikHealth mengunjungi On Clinic di Plaza Sarinah dan langsung diarahkan untuk masuk ke ruangan tersebut, sempat ada sedikit kesalahpahaman. Namun petugas resepsionis buru-buru menjelaskan bahwa dirinya tidak salah mengarahkan.

“Dokter Johnny belum bisa diwawancarai, masih ada pasien. Ini bukan ruang konsultasi kok, memang ruang tunggunya di sini. Silakan masuk, pintu saya tutup untuk menjaga privasi pengunjung yang lain,” terang petugas tersebut dengan sabar kepada detikHealth di On Clinic Plaza Sarinah, seperti ditulis Rabu (23/5/2012).

Privasi & Kerahasiaan Pasien

Privasi pasien yang berkunjung ke On Clinic memang sangat dihargai. Praktisi kesehatan seksual yang mengelola On Clinic Plaza Sarinah, dr Johnny F Gosyanto, MSc mengakui sekitar 20-30 persen pasiennya memilih konsultasi lewat telepon dengan berbagai alasan, salah satunya karena malu datang sendiri.

Karena masalah seksual masih dianggap tabu di masyarakat, maka wajar jika pasien On Clinic sering canggung bila ketahuan sedang berobat. Bagaimana tidak, sebab keluhan yang dialami para pasien tidak jauh-jauh dari urusan lemah syahwat (disfungsi ereksi) serta ejakulasi dini.

“Pasien disfungsi ereksi sekitar 60-70 persen, kalau ejakulasi dini 30-40 persen. Di sini privasi sangat dijaga karena memang orang timur itu suka gengsi kalau ketahuan mengalami disfungsi ereksi. Sudah disfungsi ereksi saja kadang masih sok jagoan tidak mau mengakui,” kata dr Johnny.

Adanya bilik-bilik ruang tunggu yang pintunya selalu tertutup memang sangat membantu bagi para laki-laki yang tidak ingin ketahuan sedang berobat. Tidak ada pengunjung yang keluar dari ruangan kalau belum dipersilakan oleh resepsionis, sehingga kecil kemungkinannya sesama pasien bisa saling bertemu muka.

Layanan konsultasi lewat telepon juga termasuk dalam upaya melindungi privasi pasien. Bahkan di beberapa cabang, pasien yang menelepon boleh menggunakan nama samaran asal nama tersebut diingat dengan serius dan tidak boleh diganti-ganti supaya tidak mengacaukan catatan riwayat berobatnya.

“Sekitar 20 sampai 30 persen pasien pilih konsultasi lewat telepon. Alasannya memang macam-macam, ada yang memang sibuk dan tidak sempat datang langsung, di daerahnya tidak ada cabang, dan tentunya karena tidak ingin ketahuan orang lain kalau harus datang sendiri,” jelas dr Johnny.

Tarif pengobatan di On Clinic bervariasi tergantung keluhan dan tingkat keparahannya, paling murah sekitar Rp 1,5 juta untuk masa pengobatan selama 2 bulan. Kasus terberat yang ditanganai dr Johnny bisa membutuhkan waktu 2 tahun dan memang fokus pengobatannya adalah memberikan solusi jangka panjang.

Sumber : detikHealth, Agar Tak Malu ke On Clinic, Pasien Tak Saling Ketemu Muka